Skip to main content

Rencana

Awas! Garuda Muda sudah laung amaran!

Ikuti perkembangan sukan terkini di saluran WhatsApp Astro Arena

timnas.jpg
Skuad B-22 Indonesia membuktikan mereka antara pencabar dalam bola sepak Sukan SEA Filipina apabila menumbangkan dua seteru utama Kumpulan B.

Skuad kendalian Indra Sjafri itu menewaskan juara bertahan, Thailand, 2-0 dalam perlawanan pertama kelmarin sebelum mengulangi keputusan sama ke atas Singapura sebentar tadi.

Skuad muda Indonesia dalam temasya itu amat berbeza dengan pasukan senior, yang menjadi lubuk mata dalam saingan Kumpulan G, pusingan kelayakan Piala Dunia/Piala Asia -- gagal memungut sebarang mata daripada lima perlawanan.

Dengan kemenangan terbaru itu, mereka hanya perlu menumbangkan satu lagi gergasi ASEAN, Vietnam, sambil berwaspada dengan ancaman Laos dan Brunei untuk melangkah ke separuh akhir selaku pendahulu kumpulan.

Perkara itu bukanlah mengejutkan memandangkan mereka merupakan juara Kejohanan AFF B-22 di Phnom Penh, Februari lalu dan pemerhati-pemerhati sukan di negara itu juga sudah menjangkakan prestasi cemerlang skuad muda mereka dalam temasya berkenaan.

Menerusi satu temubual laman sesawang antvklik.com yang bertajuk "Mengapa timnas jago di junior, namun keok di senior" bulan lalu, dua pemerhati bebas negara itu, Yusuf Kurniawan dan M. Adnan Rais, membahaskan mengenai mengapa prestasi skuad bawah umur Indonesia tidak sejajar dengan persembahan skuad senior mereka.

"PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) memunculkan program youth elite pro academy. Tentu saja positif saat semua klub elit atau liga profesional punya akademi junior, jadi tidak ada rantai yang terputus dan semua klub bisa mengambil pemain yang mereka bina sendiri," kata Yusuf Kurniawan.

"Harus diakui bahwa kompetisi berjenjang ini merupakan hal positif dari PSSI sekarang.

"Menurut saya, hal ini harus dipertahankan oleh pengurus berikutnya.

"Justru, kompetisi junior merupakan gudang pemain masa depan.

"Kompetisi berjenjang ini menjadi jawaban dari pertanyaan banyak orang mengapa timnas kita jago di level junior, namun keok ketika senior," katanya lagi.

M. Adnan Rais menambah: "Keputusan PSSI menggelar kompetisi di kelompok usia memacu klub membentuk tim junior.

"Kompetisi kelompok usia ini tentunya muaranya adalah ke timnas.

"Pelatih timnas juga semakin gampang mencari pemain, tidak lagi harus ke pelosok daerah melakukan seleksi.

"Jadi, dengan adanya kompetisi kelompok usia ini, pembinaan sekarang dilakukan oleh klub, tidak lagi di timnas.

"Ketika dipanggil ke timnas, memang pemain yang sudah jadi," katanya.

PSSI ternyata sudah mempunyai perancangan rapi bagi membentuk skuad masa depan negara itu, yang dijangkakan akan mencabar pentas tertinggi.

Pembinaan akademi di peringkat kelab membantu mereka mempunyai kelompok bakat-bakat baru yang besar untuk di ketengahkan di peringkat domestik dan seterusnya membantu skuad kebangsaan mereka.

Seharusnya Indonesia dipandang sebagai pencabar dalam Sukan SEA edisi kali ini dan sekiranya mereka berdepan Malaysia dalam separuh akhir atau final, skuad kendalian Datuk Ong Kim Swee itu sudah pasti perlu bersedia dengan tentangan yang akan dihadapi.

Apatah lagi, semangat nasional pemain-pemain mereka sedang membara selepas melihat skuad senior tumbang dua kali di tangan Malaysia sebelum ini.

Advertisement

Must Watch Video